Senin, 28 Desember 2015

KRITIK HOLISTIK SENI LUKIS KARYA AGUS SALIM




KRITIK HOLISTIK SENI LUKIS KARYA AGUS SALIM



AGUS SALIM
“MAMPIR NGOMBE”
2012
Cat Minyak Pada Kanvas
100 cm x 80 cm



               Agus Salim lahir di Magelang, 11 agustus 1967. Anak ke-4 dari Sembilan bersaudara oleh pasangan bapak Masyhuri dan ibu Musbanatun. Sejak kecil Agus Salim sudah suka melukis dan karena kecintaanya pada seni lukis, Agus Salim rela menggundurkan diri dari Bank BTPN yang sudah ditekuninya selama 20 tahun. Pada tahun 2008 Agus Salim bersama ibunda dan istrinya menunaikan ibadah haji, dan sepulang dari tanah suci Agus Salim lebih memantapkan diri dengan dunia seni rupa, keputusan menjadi perupa dirasakan Agus Salim lebih nyaman, sehingga agus salim bisa menghasilkan karya yang lebih tegas dan berkarakter.


                Lukisan karya pelukis Agus Salim ini berjudul Mampir Ngombe.  Karya yang dibuat pada tahun 2012 dengan ukuran 100 cm x 80 cm menggunakan cat minyak pada kanvas.  Lukisan yang dibuat tersebut menampilkan subjek tiga ekor bebek dan subjek pendukung berupa kubangan air yang berlumpur dan sedikit rerumputan.  Unsur warna yang terdapat pada subjek adalah: warna coklat pada badan bebek, warna hitam pada mulut bebek. Selanjunya, warna putih bergradasi coklat hitam terdapat pada sayap dan badan bebek .

Pada background terdapat warna hijau tua pada rumput, warna coklat pada air yang berlumpur, warna biru dan putih sebagai cahaya dari langit yang menandakan cuaca sedang cerah.  Dari warna yang ada pada subjek-subjek lukisan, warna yang paling dominan adalah warna biru keputih-putihan terutama pada background.

            Terdapat unsur rupa yang lain pada subjek lukisan, berupa garis dan tekstur.  Jenis garis yang terdapat di dalam subjek adalah : garis lengkung pada kepala, dada dan sayap bebek.  Garis-garis bergelombang beraturan pada background.  Dan tekstur pada lukisan adalah tekstur maya, yakni tekstur lembut dan rata pada background, dan tekstur halus pada subjek. Dua bebek yang sedang minum dan satu bebek yang di belakangnya di buat agar lukisan ini memiliki prinsip keseimbangan. Prinsip keseimbangan harus dipertimbangkan agar ketika karya ini dilihat menjadi sangat nyaman.

               Karya Mampir Ngombe ini memiliki arti yang sangat dalam, arti dari mampir ngombe  yaitu, kita hidup di dunia hanya sebentar saja, ibarat manusia yang sedang minum.Agus Salim menggambarkan tiga ekor bebek dan hanya dua saja yang sedang minum, tapi bebek yang satunya seperti akan mengikuti bebek yang lain untuk meminum air kubangan tersebut. Pada jaman sekarang manusia semakin hidup bebas tanpa memikirkan apa yang terjadi dimasa setelah kematian akan datang, banyak manusia yang berperilaku seperti binatang, tidak bisa menguasai dan mengendalikan nafsu yang ada di dalam diri manusia, mereka saling memangsa, bertarung, bahkan melakukan sex bebas seperti yang dilakukan oleh binatang pada umumnya.

               Manusia jaman sekarang juga tidak menyadari bahwa hidup ini hanya sebentar saja seperti Mampir Ngombe, dan Agus Salim dengan sangat bagus menyampaikan pesan dalam sebuah lukisanya.  Lukisan Agus Salim ini juga di buat dengan sangat realis menyerupai bebek pada umumnya dan memiliki pencahayaan yang bagus pada subjek lukisan, dan menjadikanya sangat indah.

              Dari tahun ketahun Agus Salim tidak melakukan perubahan/eksplorasi tenik. Dia cenderung konsisten dengan teknik dan karakternya, Subjek lukisan yang menampilkan distorsi warna cenderung simbolis, berupa tanda-tanda visual yang terdiri atas ikon-ikon yang berhubungan dengan hewan.  Apabila diamati dengan seksama, kemahiran teknik (penguasaan media) dalam melukiskan bebek dengan sangat baik.  Relevansi antara gagasan (konsep) dengan kemampuan teknis juga sangat baik.