manutosimple
jika manusia tidak ada yang sempurna kenapa kita tidak memilihnya untuk membuat kita bahagia bersamanya :) walaupun kita juga tidak sempurna **| artwork | workshop | love story | hal hal kecil | share :)
Sabtu, 30 Desember 2017
Minggu, 03 Januari 2016
KRITIK SENI LUKIS
AFFANDI
“BADAI PASTI BERLALU”
1971
cat minyak pada kanvas
92 cm X 137 cm
Lukisan Affandi yang berjudul badai pasti berlalu ini di buat pada tahun 1971 yang berukuran 92 cm x 137 cm menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan ini menggambarkan subjek kapal yang sedang terkena badai, dan matahari yang sedang bersinar. Teknik yang digunakan dalam pembuatan lukisan ini adalah teknik ekspresionis. Dalam subjek lukisan terdapat warna abu-abu yang sebagian besar dijadikan sebagai warna pada background, lalu warna hitam, merah dan putih pada kapal, dan matahari yang digambarkan dengan warna kuning, dan garis-garis yang tak beraturan menggambarkan ombak yang besar.
B. ANALISIS FORMAL
Karya Affandi ini memiliki garis kontur yang sangat tegas pada semua objek sehingga menghasilkan sebuah tekstur maya yang kasar, warna-warna yang digunakan dalam lukisan ini juga sangat menarik, yaitu warna merah, hitam dan abu-abu yang digunakan sebagai warna kapal, dan warna putih sebagai pencahayaan, lalu warna kuning yang digunakan sebagai matahari yang bersinar cerah. Goresan yang di buat oleh Affandi dalam membuat karya ini sangat konsisten.
C. INTERPRETASI
Lukisan Affandi yang berjudul Badai Pasti Berlalu ini mengisahkan perjuangan manusia yang sedang mengarungi samudera luas untuk mencapai suatu tempat yang akan dituju, sebagaimana manusia dalam hidup ini terus berjuang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dan dalam perjalanan tersebut banyak sekali rintangan, mulai dari ombak badai yang kecil hingga besar, namun setelah ombak dan badai berlalu, secercah matahari memberikan sinarnya, membawa mereka hingga ke tempat tujuan yang mereka inginkan. Dari kisah mereka bisa diambil falsafah kehidupan, dimana mereka berhasil mengarungi samudera luas, karena memiliki sebuah tujuan pasti dan keinginan yang besar untuk meraih apa yang mereka inginkan, mereka gigih berusaha dan tidak pernah menyerah, mereka tidak perduli sebanyak apapun , sebesar apapun badai dan ombak menghadang, mereka menghadapinya, karena ombak dan badai pasti akan berlalu, berganti dengan indahnya sinar matahari, menuju tempat impian mereka.
D. EVALUASI
Lukisan ini sangat menginspirasi juga memotivasi bagi siapa saja yang mampu memaknai dan menghayati pesan yang tersirat dan terkandung di dalam karya lukisan Affandi badai pasti berlalu ini. Affandi dengan teknik melukis ekspresionis ini selalu mampu menghasilkan sebuah karya-karya yang sangat bagus, walaupun untuk orang awam yang baru saja mengerti tentang sebuah karya seni lukis pasti tidak bisa menangkap apa makna dari lukisan affandi ini.
KRITIK SENI LUKIS
KRITIK SENI LUKIS KARYA RADEN SALEH
RADEN SALEH
“KAPAL DILANDA BADAI”
1837
Cat Minyak Pada Kanvas
74 cm x 97 cm
A. DESKRIPSI
Lukisan Kapal Dilanda Badai ini di buat oleh Raden Saleh pada tahun 1837 yang berukuran 74 cm x 97 cm menggunakan cat minyak di atas kanvas. Lukisan ini menampilkan subjek dua kapal yang diterpa oleh ombak, dan kapal yang satunya menabrak sebuah tebing curam. Laut yang di gambarkan dengan ombak yang sangat besar dan langit yang sangat gelap. Dalam subjek terdapat warna hitam dan putih pada air laut, warna abu-abu dan hitam pada kabut, dan warna biru muda pada langit, lalu warna coklat pada kapal dan tebing.
B. ANALISIS FORMAL
Lukisan Raden Saleh ini memiliki garis-garis kontur pada ombak yang bergelombang, tebing dan kapal, juga terdapat garis-garis semu pada background lukisan, dan terdapat warna biru muda di balik awan hitam yang menandakan cuaca yang mulai cerah setelah datangnya badai besar, dan warna putih sebagai cahaya. Warna-warna yang digunakan juga sangat tepat dengan suasana yang digambarkan. Tekstur pada lukisan adalah tekstur maya, yaitu tekstur lembut pada awan dan tekstur kasar yang terlihat pada kapal, ombak dan tebing. Prinsip keseimbangan pada lukisan ini juga sangat di perhitungkan antara penempatan objek satu dengan yang lain, yaitu penempatan darimana datangnya cahaya dan keberadaan tebing yang curam, juga letak kapal-kapal.
C. INTERPRETASI
Dalam lukisan Kapal Dilanda Badai ini memang sangat menarik dan dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih mencekam oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas, secercah sinar matahari yang memantul ke arah gulungan ombak memberi tekanan suasana yang dramatis. Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai Romantisisme, namun tema-tema karya lukisannya bervariasi dan dramatis. Karya-karya Raden Saleh tidak hanya terbatas pada pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi, dan juga penuh dengan makna yang tinggi.
D. EVALUASI
Lukisan Raden Saleh yang berjudul Kapal Dilanda Badai ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romantisisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia imajinasi serta dunia nyata yang rumit dan terpecah- pecah. Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterus, dan imajiner. Namun demikian, para seniman Romantisisme sering juga berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.
Senin, 28 Desember 2015
KRITIK HOLISTIK SENI LUKIS KARYA AGUS SALIM
KRITIK HOLISTIK SENI LUKIS KARYA AGUS SALIM
AGUS SALIM
“MAMPIR NGOMBE”
2012
Cat Minyak Pada Kanvas
100 cm x 80 cm
Agus Salim lahir di Magelang, 11 agustus 1967. Anak ke-4 dari Sembilan bersaudara oleh pasangan bapak Masyhuri dan ibu Musbanatun. Sejak kecil Agus Salim sudah suka melukis dan karena kecintaanya pada seni lukis, Agus Salim rela menggundurkan diri dari Bank BTPN yang sudah ditekuninya selama 20 tahun. Pada tahun 2008 Agus Salim bersama ibunda dan istrinya menunaikan ibadah haji, dan sepulang dari tanah suci Agus Salim lebih memantapkan diri dengan dunia seni rupa, keputusan menjadi perupa dirasakan Agus Salim lebih nyaman, sehingga agus salim bisa menghasilkan karya yang lebih tegas dan berkarakter.
Lukisan karya pelukis Agus Salim ini berjudul Mampir Ngombe. Karya yang dibuat pada tahun 2012 dengan ukuran 100 cm x 80 cm menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan yang dibuat tersebut menampilkan subjek tiga ekor bebek dan subjek pendukung berupa kubangan air yang berlumpur dan sedikit rerumputan. Unsur warna yang terdapat pada subjek adalah: warna coklat pada badan bebek, warna hitam pada mulut bebek. Selanjunya, warna putih bergradasi coklat hitam terdapat pada sayap dan badan bebek .
Pada background terdapat warna hijau tua pada rumput, warna coklat pada air yang berlumpur, warna biru dan putih sebagai cahaya dari langit yang menandakan cuaca sedang cerah. Dari warna yang ada pada subjek-subjek lukisan, warna yang paling dominan adalah warna biru keputih-putihan terutama pada background.
Terdapat unsur rupa yang lain pada subjek lukisan, berupa garis dan tekstur. Jenis garis yang terdapat di dalam subjek adalah : garis lengkung pada kepala, dada dan sayap bebek. Garis-garis bergelombang beraturan pada background. Dan tekstur pada lukisan adalah tekstur maya, yakni tekstur lembut dan rata pada background, dan tekstur halus pada subjek. Dua bebek yang sedang minum dan satu bebek yang di belakangnya di buat agar lukisan ini memiliki prinsip keseimbangan. Prinsip keseimbangan harus dipertimbangkan agar ketika karya ini dilihat menjadi sangat nyaman.
Karya Mampir Ngombe ini memiliki arti yang sangat dalam, arti dari mampir ngombe yaitu, kita hidup di dunia hanya sebentar saja, ibarat manusia yang sedang minum.Agus Salim menggambarkan tiga ekor bebek dan hanya dua saja yang sedang minum, tapi bebek yang satunya seperti akan mengikuti bebek yang lain untuk meminum air kubangan tersebut. Pada jaman sekarang manusia semakin hidup bebas tanpa memikirkan apa yang terjadi dimasa setelah kematian akan datang, banyak manusia yang berperilaku seperti binatang, tidak bisa menguasai dan mengendalikan nafsu yang ada di dalam diri manusia, mereka saling memangsa, bertarung, bahkan melakukan sex bebas seperti yang dilakukan oleh binatang pada umumnya.
Manusia jaman sekarang juga tidak menyadari bahwa hidup ini hanya sebentar saja seperti Mampir Ngombe, dan Agus Salim dengan sangat bagus menyampaikan pesan dalam sebuah lukisanya. Lukisan Agus Salim ini juga di buat dengan sangat realis menyerupai bebek pada umumnya dan memiliki pencahayaan yang bagus pada subjek lukisan, dan menjadikanya sangat indah.
Dari tahun ketahun Agus Salim tidak melakukan perubahan/eksplorasi tenik. Dia cenderung konsisten dengan teknik dan karakternya, Subjek lukisan yang menampilkan distorsi warna cenderung simbolis, berupa tanda-tanda visual yang terdiri atas ikon-ikon yang berhubungan dengan hewan. Apabila diamati dengan seksama, kemahiran teknik (penguasaan media) dalam melukiskan bebek dengan sangat baik. Relevansi antara gagasan (konsep) dengan kemampuan teknis juga sangat baik.
Senin, 10 Agustus 2015
Sabtu, 20 Desember 2014
Jumat, 09 Mei 2014
SINGGAH SEKEJAPartwork
berikut karya terbaru saya , maaf baru bisa saya posting :)
manutoart@gmail.com
terimakasih atas kunjungan anda :)
tunggu saja karya karya selanjutnya :)
atau karya temen temen yang ingin di posting bisa di kirim lewat e-mail di bawah ini :manutoart@gmail.com
terimakasih atas kunjungan anda :)
Langganan:
Postingan (Atom)